Sikap Dipuji atau Memuji ?
Assalamu’alaykum ikhwah fillah…
Pernah gak sih antum semua dipuji atau memuji?
Seneng gak tuh kalo dipuji?
Atau
Seneng gak tuh kalo yang kita puji seneng?
Eh tapi tau gak sih kalo misalkan pujian yang kita utarakan bisa aja jadi dosa untuk diri kita sendiri?
Waduhhhh… serem juga yaa, coba deh sekarang ana mau kasih tau beberapa poin supaya kita gak melakukan hal ini ya dalam masalah memberi pujian.
- Pertama : Jangan melampaui batas dalam memberikan pujian apalagi sampai harus berdusta karena yang dipujikan tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
- Kedua : Jangan sampai memiliki niat untuk memamerkan ‘pujian’ ini sebagai bentuk seolah – olah ingin menunjukkan rasa cinta dan perhatian kepada orang yang kita beri pujian, karena dengan demikian kita termasuk orang yang riya’ (
- Ketiga : Jangan sampai hanya dengan ingin membuat orang lain senang, kita dapat mengatakan sesuatu yang bahkan kita sendiri belum tau kebenarannya.
- Keempat : Jangan juga memberikan pujian pada seseorang yang melakukan kemaksiatan, karena secara tidak langsung kita juga telah mendukung apa yang telah mereka lakukan.
Mencintai kemaksiatan kepada Allah? Na'udzubillahimindzalik jangan sampe ya kita ada di antaranya.
Eeeeh tapi bukan berarti gak boleh memuji yaa, memuji itu dibolehkan kok asal yaa tetap memenuhi syarat tuhh. Jangan sampe berdusta sama siapapun, Allah gasuka. Masa mau sih melakukan hal yang gak Allah suka.
Terus kalo kita yang dipuji, harus berbuat apa dong??
Pasti paham kan ya, kalo apa yang kita punya itu adalah milik Allah. Jadi mana bisa berbangga bangga diri dengan apa yang bukan milik kita seutuhnya, bersyukurlah dengan nikmat yang masih Allah berikan. Seandainya Allah cabut semua apa yang kita miliki, bukankah kita memang tidak ada apa - apanya?
Bersikaplah menjadi seseorang yang selalu ingat bahwa semua hanyalah sebuah titipan.
Dan janganlah jadi lupa daratan yang disebabkan oleh pujian itu. Sebaliknya nih hendaknya kita menjaga diri dari bahaya kecongkakan, merasa bangga dan lengah untuk meneliti keberukan yang kita miliki. Dengan menanamkan pikiran bahwa yang lebih tau pribadi dan lainnya ya kita sendiri, bukan orang yang memberikan pujian. Dimana jika orang yang memberikan pujian tau tentang diri kita yang sebenar – benarnya mungkin ia akan sangat enggan untuk memuji.
Sayyidina Ali karramallahu wajhah apabila mendengar orang memuji padanya, lalu ia berkata : ..Ya Allah berilah saya pengampunan mengenai apa – apa yang tidak diketahui oleh orang – orang itu. Janganlah saya akan diambil tindakan atau siksa mengenai apa – apa yang mereka ucapkan, jadikanlah saya lebih baik dari apa yang mereka sangkakan”.
Semoga kita dapat dengan bijak menggunakan wewenang kita dalam memuji dan menerima pujian yaa ikhwah fillah.
_______________________________________________________
PENULIS
Mellyana, SMAN 3 Depok, XI MIA. KPMD Sebagai Departemen Media(Cyber Dakwah) - Bergelut di Dunia Kepenulisan Blog KPMD