SEMANGAT PERUBAHAN !



Sadar atau nggak,selama ini pergantian tahun selalu dijadikan moment untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti berpesta, hura-hura dsb. Padahal kalau kita mau berpikir kritis sebenarnya masih banyak hal-hal positif yang dapat dilakukan di pergantian tahun. Salah satu contohnya adalah muhasabah diri.

Muhasabah? penting ga sih?
Penting bangetlah,apalagi kita sebagai pemuda muslim yang tengah mengharapkan perubahan kondisi di negeri ini ke arah yang lebih baik,jadi kenapa enggak memulai dari diri sendiri. Muhasabah atau introspeksi diri mulai dari hal-hal terkecil disekeliling kita, seperti.. “Sudahkah kita bermanfaat untuk orang lain?” “Sudahkah kita menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya?” Atau bahkan “sudahkah kita memberikan andil atau berpartisipasi dalam membenahi bangsa kita tercinta ini lewat perilaku sehari-hari?” ingat khairunnas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang bermanfaat bagi orang lain!

Trus apa hubungannya dengan memperbaiki bangsa?
Nah,setelah kita melakukan refleksi berdasarkan peristiwa dan pengalaman hidup setahun silam,selanjutnya kita harus menentukan langkah perubahan untuk setahun mendatang atau yang sering kita sebut target pencapaian. Jadi jangan hanya introspeksi diri saja kalau mau adanya perubahan,tuliskan target dan lakukan!

Selain muhasabah,ada 4 hal juga yang tidak kalah penting untuk dilakukan guna memperbaiki kualitas diri, yaitu ;
  1. Mu’ahadah
    Yaitu mengingat-ingat kembali janji yang pernah kita katakan. Setiap saat, setiap shalat kita seringkali bersumpah kepada Allah :
    إيّاك نعبد و إيّاك نستعين 
    Hanya kepada-Mu-lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolong. Kemudian kita berjanji ; 
    ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين  إن صلاتيSesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan matiku semata-mata karena Allah Rabb semesta alam”. Dengan demikian, ada baiknya kita kembali mengingat-ingat janji dan sumpah kita. Semakin sering kita mengingat janji, insya Allah kita akan senantiasa menapaki kehidupan ini dengan nilai-nilai ketakwaan. Inilah yang disebut dengan mua’ahadah.
  2.  Mujahadah
    Adalah bersungguh-sungguh kepada Allah Swt. Allah menegaskan dalam firmannya :
    والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا
    Orang-orang yang sungguh (mujahadah) dijalan Kami, Kami akan berikan hidayah kejalan kami.
    Terkadang kita ibadah tidak dibarengi dengan kesungguhan, hanya menggugurkan kewajiban saja, takut jatuh kedalam dosa dan menapaki kehidupan beragama asal-asalan. Padahal bagi seorang muslim yang ingin menjadi orang-orang yang bertakwa, maka mujahadah atau penuh kesungguhan adalah bagian tak terpisahkan dalam menggapai ketakwaan disamping muhasabah dan mu’ahadah.
  3.  Muraqabah
    Adalah senantiasa merasa diawasi oleh Allah Swt. Inilah diantara pilar ketakwaan yang harus dimiliki setiap kali kita mengawali awal tahun dan menutup tahun yang lalu. Perasaan selalu merasa diawasi oleh Allah dalam bahasa hadisnya adalah Ihsan.
     
    الإحسان هو أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك" 
    artinya :“Ihsan adalah engkau senantiasa beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, kalau pun engkau belum bisa melihat-Nya, ketahuilah sesungguhnya Allah melihat kepadamu”.
    Muraqabah atau ihsan adalah diantara jalan ketakwaan yang harus kita persiapkan dalam menyongsong dan mengisi lembaran tahun baru.Imam Ghazali mengatakan : ‘Aku yakin dan percaya bahwa Allah selalu melihatku maka aku malu berbuat maksiat kepada-Nya”.
  4.  Mu’aqobah
    Artinya, mencoba memberi sanksi kepada diri manakala diri melakukan sebuah kekhilafan, memberikan teguran dan sanksi kepada diri kalau diri melakukan kesalahan. Ini penting dilakukan agar kita senantiasa meningkatkan amal ibadah kita. Manakala kita terlewat shalat subuh berjamaah maka hukumlah diri dengan infak disiang hari, misalnya. Manakala diri terlewat membaca al-Qur’an ‘iqoblah diri dengan memberi bantuan kepada simiskin. Kalau diri melewatkan sebuah amal shaleh maka hukumlah diri kita sendiri dengan melakukan amal shaleh yang lain. Inilah yang disebut mu’aqabah. Jika sikap ini selalu kita budayakan, insya Allah kita akan selalu mampu meningkatkan kualitas ibadah dan diri kita.

    Mengawali waktu yang baru ini, mari takwa kita jadikan hiasan diri, bekal diri, dengan menempuh lima cara tadi. Yaitu muhasabah, muahadah, mujahadah, muraqabah dan mu’aqabah. Evaluasi diri, mengingat-ingat janji diri, punya kesungguhan diri, selalu merasa diawasi Allah dan memberikan hukuman terhadap diri kita sendiri. Jika lima hal ini kita jadikan bekal Insya Allah menapaki hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun kita akan selalu menapakinya dengan indah dan selalu meningkat kualitas diri kita, insya Allah.

Sumber: http://www.pesantrenvirtual.com dengan berbagai perubahan seperlunya.

Popular posts from this blog

DIBALIK AYAT 19-20 SURAT AR-RAHMAN. KAMU HARUS TAU!!!

Kebakaran Besar, 60.000 Pemukim Ilegal Yahudi Dievakuasi dari Haifa