Fenomena Ustadz Cinta
Oleh : Reza Kurnia Akbar
Kepala Departemen Humas dan Jaringan KPMD
Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Cinta, cinta, cinta. Kalau membahas kata itu rasanya nggak bakal ada ujungnya dan nggak bakal hilang ditelan zaman. Karena, segala sesuatu yang menyatu itu diawali dengan cinta. Misalnya, kita ini terlahir karena cinta Allah yang telah mempersatukan kedua orang tua kita sehingga kita terlahir dalam keadaan muslim.
Para pelajar yang berbahagia, terlepas dari keadaan cinta, cinta yang baik sesungguhnya datang dari Allah SWT. yang sebenarnya memiliki arti luas. Tetapi, bagaimana bila cinta itu datang secara ‘instan’? Salah seorang sahabat saya mengatakan bahwa, ”Segala sesuatu yang ‘instan’ biasanya akan cepat berakhir”.
Muslimin dan muslimat yang diridhoi oleh Allah SWT, belakangan ini banyak para remaja yang masih belum bisa membedakan antara cinta dan hawa nafsu. Bahkan parahnya, sebagian besar dari mereka yang menutup-nutupi hawa nafsu itu dengan alasan pembuktian cinta. Masih bingung ? Coba kita perhatikan di kota-kota besar seperti Jakarta ,Medan dan kota-kota lainnya, banyak para remaja yang sudah melakukan hubungan suami-istri dengan pasangannya diluar status pernikahan dengan alasan pembuktian cinta. Padahal sebenarnya nih kawan, rasa cinta dan hawa nafsu yang semacam itu tidak ada hubungannya sama sekali. Semoga kita dijauhkan oleh Allah dari sifat yang demikian.
Dikutip dari situs detik.com, remaja di bawah usia 18 tahun di kota Jakarta sudah melakukan hal serupa, dan angkanya cukup mencengangkan, 60% teman-teman kita disana yang masih belum mengerti bahkan tidak mau tahu mengenai hal ini. Parahnya lagi, 72% remaja di Pulau Dewata turut mengikuti gaya bergaul dari negeri-negeri Barat. Mereka yang selalu bergonta-ganti pasangan dan meninggalkan pasangan mereka kalau udah nggak cantik dan tampan atau sudah kehabisan uang alias kere. Kalau kita perhatikan, di negara tercinta kita ini, Indonesia, ternyata hampir 50% remaja yang udah melakukan perilaku yang sebenarnya belum pantas dilakukan oleh remaja kaya kita-kita ini. Artinya, satu dari dua remaja di Indonesia yang berumur di bawah usia 18 tahun, sudah melakukan free seks !
Ternyata, keadaan di luar negeri tidak lebih baik dari Indonesia (ya iyalah, mereka kan sumbernya), 83% remaja di negara-negara besar seperti Jepang, Amerika, dan Inggris sudah menjadi bukti bahwa mereka kurang pengawasan dari orang tuanya. Kenyataannya nih kawan-kawan, kalau di kalkulasikan sama situs detik.com, 60% remaja di dunia, sudah melakukan hal itu. Gila banget ya !
Tapi sebenarnya, semua kenyataan di atas tidak lepas dari tanggung jawab pemerintah yang sudah ‘menghalalkan’ kepada berbagai media untuk memunculkan acara yang membuat para remaja semakin terjebak dalam lingkaran cinta yang salah.
Contohnya, dulu kita pernah sama-sama tahu bahwa disalah satu stasiun televisi swasta ada acara yang namanya kontak jodoh atau yang belakangan ini lebih sering dibungkus dalam satu paket “lemon tea, asam manis cinta” yang lebih banyak bersumber dari kehidupan nyata alias reality show. Eh, ternyata di stasiun televisi swasta lainnya juga tidak mau ketinggalan, mereka mengadopsi acara take me out dari salah satu negara di Eropa Barat.
Pihak stasiun televisi ini rela membayar sekian juta dollar ke pihak manajemen acara tersebut demi suksesnya acara ini. Dan hasilnya, mereka sukses menjebak orang-orang dewasa masuk kedalam pengertian cinta yang ‘instan’, dan itu tidak menutupi kemungkinan, banyak remaja-remaja yang akan mengikuti jejak mereka.
Walaupun para pria yang muncul di acara tersbut lebih banyak memakai jas dan menunjukkan kelebihannya masing-masing, tapi ternyata masih banyak di antara mereka yang menutupi nafsu itu dengan mengatas-namakan cinta yang sejati.
Hal itu juga dilakukan oleh ustadz Restu Sugianto, yang biasa mereka panggil dengan sebutan ustadz cinta. Padahal, seharusya yang namanya ustadz itu tugasnya meminimalisasikan fenomena cinta ‘instan’ yang udah banyak terjadi di kenyataan hidup zaman sekarang. Eh, dia malah ikut-ikutan setuju dengan acara semacam itu hanya demi mendapatkan beberapa lembar rupiah dari sang produser. Bahkan, membawa ayat Al-Quran segala !!! Benar-benar udah jauh banget dari pengertian cinta yang hakiki.
Semoga tidak ada lagi ustadz-ustadz yang mengikuti jejak si ustadz cinta (orang yang mengaku sebagai ustadz dengan mengatas-namakan cinta, parah banget !!!). Kawan-kawan para remaja, kalian harus sabar membuktikan cinta kepada pasangan kalian sampai pada saat waktu yang tepat. Saudara-saudara atau adik-kakak kalian juga harus dikasih tahu. Urusan nanti mereka mau mendengarkan kita atau engga, yang penting kita udah memberi tahu mereka. Jangan sampai kita ikut tergoda, apalagi mau enaknya doang. Inget, Allah ada di dekat kita, bro,sis..!! Yang terakhir, tidak kalah pentingnya, kepada pemerintah, coba deh tutup acara-acara semacam itu. Percayalah keberhasilan generasi muda tidak bisa diganti sama kebahagiaan yang ‘instan’ dan beberapa lembar dollar, bangsa ini tidak akan maju jika acara-acara yang seperti itu makin kesohor. Semoga kalian dan kita semua cepat tanggap dan tidak gagap atas fenomena ini.
Akhir kata, wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
(Sebarkan artikel ini ke teman-teman mu sebanyak-banyak nya ya . . .)
_Departemen Komunikasi dan Informasi-KPMD_